Mobimoto.com - Bagi sebagian perantau, tentu saja jika jarak yang dituju untuk mudik cukup terjangkau, naik motor bisa jadi merupakan opsi yang logis. Namun karena perantau tersebut memiliki komunitas yang berasal dari satu daerah, bukan tak mungkin jika perantau tersebut memilih untuk mudik secara rombongan dengan naik motor.
Namun tak boleh asal-asalan, lima alasan ini perlu dipertimbangkan sebelum anda memutuskan untuk mengendarai si kuda besi menuju kampung halaman. Apa saja itu?
Baca Juga
![Ilustrasi balapan di Jalan. (pexels.com)](https://media.mobimoto.com/thumbs/2019/02/06/88136-ilustrasi-balapan-di-jalan/745x489-img-88136-ilustrasi-balapan-di-jalan.jpg)
1. Berkendara rombongan itu tidak selalu menyenangkan dan aman
Mungkin bersama rekan-rekan, apalagi teman baru, berkendara secara bersama-sama kelihatan asyik, namun belum tentu. Banyaknya peserta tentu membuat anda harus sabar dan mengalah jika saja ada hal yang terjadi, misal ada yang kecapekan atau tertinggal rombongan, membuat kesabaran anda teruji.
2. Bikin capek
Banyaknya orang yang ikut tentu akan membuat anda kelelahan untuk mengatur perjalanan agar rombongan senantiasa bisa sampai ke tujuan secara bersamaan. Jika anda merasa terburu-buru dan kawanan pemotor tersebut terasa menghambat, berkendara sendiri juga tak ada salahnya.
3. Siapa pemimpinnya
Dalam berkendara secara beramai-ramai tentu harus ada koordinator lapangan, dan tentu saja cukup merepotkan khususnya bagi koordinator tersebut untuk mengatur ‘kawanan’.
4. Kurang fleksibel
Peserta mudik motoran tersebut tentu tak boleh terlalu lambat supaya tidak tertinggal, namun tak boleh terlalu cepat agar kawanan pemotor tersebut bisa sampai ke tujuan secara bersamaan.
5. Pisah rombongan
Jika anda terkena lampu merah di sebuah persimpangan dan menjadi tertinggal dari kelompok, tentu saja hal tersebut tidak menyenangkan. Apalagi jika anda melewati daerah asing.